Malaikatyang ditugasi untuk mencabut nyawa adalah malaikat

Malaikat Jibril Sekalipun, Maryam Tetap Menjaga KehormatannyaMayam, ibunda Nabi Isa As wajib menjadi salah satu perempuan yang perlu diteladani. Terlebih dalam masalah menjaga kehormatan. Ia tidak pernah membiarkan lelaki manapun untuk bertemu laki-laki saja jarang atau mungkin tidak pernah kecuali Harun, saudara laki-lakinya. Sampai Allah memuji sosok dalam firman-Nya, “Al Masih putera Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa Rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar…” QS. Al-Maidah 75.Secara naluri, seorang perempuan pasti memiliki ketertarikan pada lelaki. Tetapi, Siti Maryam menjaga naluri itu. Ia tidak sembarang dekat dengan lelaki yang bukan mahram. Ia menjaga diri agar tidak mudah digoda oleh lelaki. Ia juga tidak membiarkan dirinya sampai menggoda suatu ketika, malaikat Jibril datang menemui Maryam dengan wujud laki-laki tampan dan berfisik sempurna, hingga jika ada perempuan yang melihatnya tidak akan pernah bisa berhenti memandanginya. Tetapi, tidak demikian untuk ia tidak pernah menemui seorang laki-laki sekalipun, ia tetap menjaga dirinya dari malaikat Jibril. Ia tidak terkecoh dengan rupa yang menawan itu. Bahkan, ia memohon lindungan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ Al-Quran mengabadikannya, “…lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya dalam bentuk manusia yang sempurna. Maryam berkata, Sesungguhya aku berlindung dari padamu kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa’,” QS. Maryam 17-18.Sampai akhirnya, Malaikat Jibril menjelaskan bahwa dirinya hanyalah utusan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang ditujukan kepada Maryam. “Ia Jibril berkata, Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci’,” QS. Maryam 19.Setelah itu, barulah Maryam menyadari bahwa lelaki itu datang bukan untuk menggodanya. Melainkan, ia adalah utusan Allah yang ditujukan luar biasa Maryam. Dalam menjaga kehormatan dirinya, ia membuat iri para wanita. Maka pantaslah rasanya jika Maryam menjadi contoh baik bagi para muslimah. Sebab, menjaga kehormatan diri adalah suatu keharusan bagi kita. Jangan sampai diri kita direndahkan oleh sembarang lelaki. []Sumber Islampos

Sesungguhnyaini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (yaitu) "Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim". Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.

Kisah Maryam dengan Mendapatkan Buah yang Bukan pada Musimnya Allah subhanahuwata’ala berfirman dalam surat Ali Imran ayat 37 yang artinya “Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata “Hai Maryam dari mana kamu memperoleh makanan ini?” Maryam menjawab “Makanan itu dari sisi Allah”. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.” QS. Ali Imran 37. Para ahli tafsir mengatakan, “Zakariya menempatkan Maryam di tempat yang mulia yang terletak di dalam masjid. Tidak ada yang dapat menemuinya selain Zakariya. Maryam beribadah kepada Allah di tempat itu dan ia pun melakukan kewajibannya. Ia senantiasa melaksanakan ibadah siang ataupun malam hari. Maryam pun dijadikan permisalan oleh Bani Israil karena ibadahnya. Ia dikenal memiliki kondisi yang mulia dan sifat yang baik. Ketika Nabi Zakariya masuk di tempat ibadahnya disebut mihrab, ia mendapati di sisi Maryam ada rezeki yang di luar dari kebiasaan. Ia dapati buah yang seharusnya ada pada musim panas, ternyata ada pada musim dingin. Sebaliknya ia dapati buah yang seharusnya ada pada musim dingin, ternyata ada pada musim panas.” Al-Bidayah wa An-Nihayah, 2422-423 Zakariya pun bertanya, “Hai Maryam dari mana kamu memperoleh makanan ini?” Maryam menjawab, “Maryam menjawab “Makanan itu dari sisi Allah”. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.” Mulai saat itulah, Zakariya sangat berharap ia memiliki anak dari keturunannya meskipun ia telah tua. Dalam ayat disebutkan, “Di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya berkata “Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa“.” QS. Ali Imran 38 Sebagian ulama mengatakan, “Zakariya berkata, Ya Allah yang telah memberi buah pada Maryam yang bukan pada waktunya, berikanlah rezeki anak padaku walaupun bukan lagi pada waktunya karena sudah berusia tua.” Al-Bidayah wa An-Nihayah, 2423 Maryam Menjadi Wanita TerpilihAllah Ta’ala berfirman, Dan ingatlah ketika Malaikat Jibril berkata “Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia yang semasa dengan kamu.Hai Maryam, taatlah kepada Tuhanmu, sujud dan ruku’lah bersama orang-orang yang ruku’. Yang demikian itu adalah sebagian dari berita-berita ghaib yang Kami wahyukan kepada kamu ya Muhammad; padahal kamu tidak hadir beserta mereka, ketika mereka melemparkan anak-anak panah mereka untuk mengundi siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam. Dan kamu tidak hadir di sisi mereka ketika mereka bersengketa. Ingatlah, ketika Malaikat berkata “Hai Maryam, seungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan dengan kalimat yang datang daripada-Nya, namanya Al Masih Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan kepada Allah, dan dia berbicara dengan manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa dan dia adalah termasuk orang-orang yang saleh”. Maryam berkata “Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun”. Allah berfirman dengan perantaraan Jibril “Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya “Jadilah”, lalu jadilah dia. Dan Allah akan mengajarkan kepadanya Al Kitab, Hikmah, Taurat dan sebagai Rasul kepada Bani Israil yang berkata kepada mereka “Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tand mukjizat dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda kebenaran kerasulanku bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman. Dan aku datang kepadamu membenarkan Taurat yang datang sebelumku, dan untuk menghalalkan bagimu sebagian yang telah diharamkan untukmu, dan aku datang kepadamu dengan membawa suatu tanda mukjizat daripada Tuhanmu. Karena itu bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Sesungguhnya Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus.” QS. Ali Imran 42-51 Disebutkan dalam Al-Bidayah wa An-Nihayah 2424, “Allah Ta’ala telah menyebutkan bahwa para malaikat telah memberikan kabar gembira kepada Maryam bahwasanya ia telah dipilih oleh Allah dari sekian banyak wanita di zamannya. Ia dipilih untuk melahirkan seorang anak tanpa adanya ayah. Maryam diberi kabar bahwa anak tersebut kelak akan menjadi seorang nabi. Dalam ayat disebutkan, “Dan dia berbicara dengan manusia dalam buaian.” Maksud kalimat ini adalah Isa di masa kecilnya akan mengajak manusia untuk beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan selain-Nya. Tatkala dewasa, Isa tetap mengajak untuk menyembah Allah. Maryam diperintahkan untuk memperbanyak ibadah, ketaatan yang terus menerus, sujud, dan rukuk. Hal tersebut dilakukan agar Maryam pantas mendapatkan karamah seperti itu, juga sebagai wujud syukur atas nikmat tersebut. Ada yang berkata, Maryam melaksanakan shalat hingga bengkak kedua kakinya.’ Semoga Allah meridai dan merahmatinya. Semoga Allah mencurahkan rahmat kepada bapak dan ibunya.”

Yakniseorang malaikat yang agung dan mulia di antara para malaikat. Rasulullah Shallahu'alaihi wa Sallam bersabda : "Sangkakala itu berbentuk tanduk (dalam riwayat lain, tanduk yang sangat besar), yang ditiup padanya". (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Tirmidzi). Baca juga: Menguak Misteri Trompet Malaikat Israfil sebagai Pertanda Hari Kiamat.

Malaikat yang datang pada Maryam disebut? Ruhul Qudus Namus Harut Izrail Semua jawaban benar Jawaban yang benar adalah A. Ruhul Qudus. Dilansir dari Ensiklopedia, malaikat yang datang pada maryam disebut Ruhul Qudus. [irp] Pembahasan dan Penjelasan Menurut saya jawaban A. Ruhul Qudus adalah jawaban yang paling benar, bisa dibuktikan dari buku bacaan dan informasi yang ada di google. Menurut saya jawaban B. Namus adalah jawaban yang kurang tepat, karena sudah terlihat jelas antara pertanyaan dan jawaban tidak nyambung sama sekali. [irp] Menurut saya jawaban C. Harut adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut lebih tepat kalau dipakai untuk pertanyaan lain. Menurut saya jawaban D. Izrail adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut sudah melenceng dari apa yang ditanyakan. [irp] Menurut saya jawaban E. Semua jawaban benar adalah jawaban salah, karena setelah saya coba cari di google, jawaban ini lebih cocok untuk pertanyaan lain. Kesimpulan Dari penjelasan dan pembahasan serta pilihan diatas, saya bisa menyimpulkan bahwa jawaban yang paling benar adalah A. Ruhul Qudus. [irp] Jika anda masih punya pertanyaan lain atau ingin menanyakan sesuatu bisa tulis di kolom kometar dibawah.
\n \n \n malaikat yang datang pada maryam disebut
Malaikatjibril disebut dua kali dalam Al-Quran yaitu pada Surat Al-Baqarah ayat 97-98 dan Surah At-Tahrim ayat 4. Malaikat Mu'aqqibat, yang bertugas pelihara manusia dari kematian hingga saat yang sudah diputuskan yang datang silih bertukar. Malaikat Arham, yang bertugas untuk mengambil keputusan rejeki, ajal, keberuntungan serta yang
Jakarta - Nabi Isa AS atau dikenal juga Isa Al-Masih dikenal dalam agama samawi, Nasrani dan Islam, meski dengan sudut pandang dan status berbeda. Dalam Islam, Nabi Isa AS adalah nabi dan rasul. Hanya saja, Nabi Isa AS memiliki tempat istimewa nan agung, yakni sebagai salah satu ulul azmi. Dalam khazanah Islam, Nabi Isa juga banyak diperbincangkan karena kelahirannya yang unik, kehidupan, dan kematiannya atau lebih tepatnya diangkatnya Nabi Isa AS. Naskah Khutbah Jumat Kisah Nabi Isa AS dalam Al-Qur’an Naskah Khutbah Jumat Niat Suci Beribadah Haji ke Tanah Suci Kumpulan 15 Naskah Khutbah Jumat Pilihan Redaksi untuk Akhir Syawal Mei 2023 Diketahui, Nabi Isa AS lahir tanpa seorang ayah. Allah menciptakannya tanpa seorang bapak. Hal itu tidaklah sulit bagi Allah, sebagaimana penciptaan Nabi Adam AS, yang tanpa bapak dan ibu. إِنَّ مَثَلَ عِيسَىٰ عِنْدَ اللهِ كَمَثَلِ آدَمَ خَلَقَهُ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ Maknanya “Sesungguhnya misal penciptaan Isa bagi Allah, adalah seperti penciptaan Âdam. Allah menciptakan Âdam dari tanah, kemudian Allah memunculkannya dengan mudah dan tanpa lelah. ” QS Ali Imran 59. Ibunda Nabi Isa AS adalah Maryam binti Imran. Oleh umat Islam, dia juga disebut sebagai Sayyidah Maryam atau Siti Maryam, yang menunjukkan penghormatan dan kekaguman muslim kepada ibu Isa Al-Masih ini. Simak Video Pilihan IniDetik-Detik Nelayan Terpental dan Tenggelam Usai Kapalnya Dihantam Ombak Pantai Sodong CilacapSeperti penjelasan di NU Online, Ibunda Nabi Isa, yaitu Sayyidah Maryam alaihassalam adalah wanita paling mulia di dunia. Allah subhanahu wata’ala menyifatinya dalam Al-Qur’an dengan gelar ash-shiddîqah. Maryam tumbuh besar dalam kesucian dan jauh dari maksiat. Ia terdidik dalam kondisi bertakwa kepada Allah, melaksanakan semua kewajiban, menjauhi semua perkara haram dan memperbanyak amalan-amalan sunnah. Maryam diberikan kabar gembira oleh para malaikat bahwa Allah SWT memilihnya di antara seluruh wanita yang ada, dan Allah menyucikannya dari segala perbuatan kotor dan hina. Allah subhanahu wata’ala berfirman وَإِذْ قَالَتِ الْمَلَائِكَةُ يَا مَرْيَمُ إِنَّ اللهَ اصْطَفَاكِ وَطَهَّرَكِ وَاصْطَفَاكِ عَلَىٰ نِسَاءِ الْعَالَمِينَ. سورة آل عمران ٤٢ Maknanya “Dan ingatlah ketika malaikat Jibril berkata "Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia. ” QS Âli Imrân 42 Para malaikat bukanlah laki-laki dan bukan pula perempuan. Mereka adalah para hamba yang mulia yang diciptakan dari cahaya. Kadang mereka beralih bentuk dengan bentuk laki-laki tanpa alat kelamin laki-laki. Dengan bentuk inilah, Allah mengutus Jibril alaihissalam suatu hari kepada Sayyidah Maryam dalam rupa seorang pemuda yang putih mukanya. Ketika Sayyidah Maryam melihat Jibril alaihissalam yang berbentuk seorang pemuda yang berparas putih, beliau tidak mengenalinya, lalu Maryam takut kepadanya, bingung dan mengkhawatirkan keselamatan dirinya. Sayyidah Maryam mengira Jibril adalah seorang manusia yang datang untuk mengganggunya. Maka Sayyidah Maryam mengatakan apa yang Allah beritakan dalam Al-Qur’an قَالَتْ إِنِّي أَعُوذُ بِالرَّحْمَٰنِ مِنْكَ إِنْ كُنْتَ تَقِيًّا. سورة مريم ١٨ Maknanya “Maryam berkata Sesungguhnya aku berlindung darimu kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa. ” QS Maryam 18. Seolah Maryam berkata, wahai Jibril, jika anda orang yang bertakwa dan taat kepada Allah, maka janganlah melakukan keburukan terhadapku. Maka Jibril berkata bahwa ia diutus kepadanya untuk memberikan anak yang shalih yang bersih dari segala dosa. Lalu Maryam berkata “Bagaimana mungkin aku mempunyai seorang anak padahal tidak ada suami yang mendekatiku dan aku juga bukan pendosa dan pelaku zina?” Jibril pun menjawab tentang keheranannya bahwa menciptakan seorang anak tanpa bapak adalah mudah bagi Allah subhanahu wata’ala dan Allah akan menjadikannya pertanda bagi manusia dan bukti kesempurnaan atas kekuasaan qudrah Allah subhanahu wata’ala serta menjadi rahmat dan nikmat bagi orang yang mengikuti, mempercayai dan beriman kepadanya. Allah subhanahu wata’ala berfirman فَحَمَلَتْهُ فَانْتَبَذَتْ بِهِ مَكَانًا قَصِيًّا، فَأَجَاءَهَا الْمَخَاضُ إِلَىٰ جِذْعِ النَّخْلَةِ قَالَتْ يَا لَيْتَنِي مِتُّ قَبْلَ هَٰذَا وَكُنْتُ نَسْيًا مَنْسِيًّا، فَنَادَاهَا مِنْ تَحْتِهَا أَلَّا تَحْزَنِي قَدْ جَعَلَ رَبُّكِ تَحْتَكِ سَرِيًّا، وَهُزِّي إِلَيْكِ بِجِذْعِ النَّخْلَةِ تُسَاقِطْ عَلَيْكِ رُطَبًا جَنِيًّا، فَكُلِي وَاشْرَبِي وَقَرِّي عَيْنًا ۖ فَإِمَّا تَرَيِنَّ مِنَ الْبَشَرِ أَحَدًا فَقُولِي إِنِّي نَذَرْتُ لِلرَّحْمَٰنِ صَوْمًا فَلَنْ أُكَلِّمَ الْيَوْمَ إِنْسِيًّا. سورة مريم ٢٢ - ٢٦ Maknanya “Maka Maryam mengandung, lalu ia mengasingkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh. Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksanya bersandar pada pangkal pohon kurma, dia berkata "Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi seorang yang tidak diperhatikan, lagi dilupakan. ” Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah "Janganlah engkau bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu. Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun pada hari ini" QS Maryam 22-26. Kelahiran Nabi Isa ASJibril alaihissalam meniupkan di kerah baju bukaan di bagian leher Sayyidah Maryam, maka beliau mengandung Nabi Isa. Kemudian Maryam mengasingkan diri dengan kandungannya itu dan menjauh, karena takut diolok-olok masyarakat sebab ia melahirkan tanpa suami. Rasa sakit menjelang kelahiran pun mengantarkan Sayyidah Maryam ke batang sebuah pohon kurma yang sudah kering. Di sana karena takut disakiti orang, Sayyidah Maryam berharap untuk mati. Maka Jibril memanggilnya dari sebuah tempat di bawahnya di lereng sebuah gunung untuk menenangkannya dan memberitahukan kepadanya bahwa Allah subhanahu wata’ala menjadikan sungai kecil di dekatnya dan Jibril memerintahkannya agar menggoncang batang pangkal pohon kurma tersebut sehingga berguguran ruthab kurma yang mulai enak dimakan yang masih segar, agar Maryam makan dan minum dari rezeki yang Allah berikan kepadanya, dan agar ia senang. Jibril juga mengatakan kepadanya supaya berkata kepada orang yang melihatnya dan bertanya kepadanya tentang putranya “Aku telah bernazar kepada Allah untuk tidak berbicara kepada seorang pun.” Nazar seperti ini sah dalam syari’at-syari’at terdahulu. Saudara-saudaraku, Kemudian setelah proses melahirkan yang penuh berkah, Sayyidah Maryam pun kembali kepada kaumnya membawa putranya Isa alaihissalam sebagaimana Allah tegaskan dalam Al-Qur’an فَأَتَتْ بِهِ قَوْمَهَا تَحْمِلُهُ قَالُوا يَا مَرْيَمُ لَقَدْ جِئْتِ شَيْئًا فَرِيًّا. سورة مريم ٢٧ Maknanya “Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya. Kaumnya berkata Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat mungkar’. ” QS Maryam 27. Kaumnya pun berkata kepadanya Engkau telah melakukan perbuatan mungkar yang besar. Mereka berburuk sangka kepada Maryam, menyalah-nyalahkan dan menyakitinya sementara Maryam tetap diam dan tidak menjawab, karena ia telah memberitahukan kepada mereka bahwa ia telah bernazar kepada Allah untuk tidak berbicara. Ketika keadaan menjadi sulit, maka Maryam menunjuk kepada Isa agar mereka berbicara kepadanya. Ketika itulah, mereka berkata kepada Maryam apa yang Allah beritakan dalam Al-Qur’an denganfirman-Nya فَأَشَارَتْ إِلَيْهِ قَالُوا كَيْفَ نُكَلِّمُ مَنْ كَانَ فِي الْمَهْدِ صَبِيًّا. سورة مريم ٢٩ Maknanya “Maka Maryam menunjuk kepada anaknya. Mereka berkata Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih di dalam ayunan?’” QS Maryam 29 Diangkatnya Isa Al-MasihKetika itulah, Allah subhanahu wata’ala Yang Mahakuasa atas segala sesuatu dengan qudrah-Nya menjadikan Isa alaihissalam mampu berbicara, padahal ketika itu ia masih berupa bayi yang menyusu. Maka Isa mengatakan apa yang Allah sebutkan dalam Al-Qur’an قَالَ إِنِّي عَبْدُ اللهِ. سورة مريم ٣٠ Maknanya “Isa berkata Sesungguhnya aku ini hamba Allah…” QS Maryam 30 Allah menjadikannya mampu berbicara saat masih dalam buaian. Dan kalimat pertama yang diucapkan Isa alaihissalam adalah "abdullâh" sebagai pengakuan akan kehambaannya kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa, Dzat yang tidak melahirkan dan dilahirkan. آتَانِيَ الْكِتَابَ وَجَعَلَنِي نَبِيًّا، وَجَعَلَنِي مُبَارَكًا أَيْنَ مَا كُنْتُ. سورة مريم ٣٠-٣١ Maknanya “Dia memberiku al Kitâb Injîl dan Dia menjadikanku seorang nabi. Dan Dia menjadikanku seorang yang diberkati di mana saja aku berada…” QS Maryam 30-31. Yakni, Allah jadikan aku bermanfaat bagi orang banyak, mengajarkan kebaikan ke mana pun aku pergi. وَأَوْصَانِي بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ مَا دُمْتُ حَيًّا، وَبَرًّا بِوَالِدَتِي وَلَمْ يَجْعَلْنِي جَبَّارًا شَقِيًّا. سورة مريم ٣١-٣٣ Maknanya “…dan Dia memerintahkan kepadaku mendirikan shalat dan menunaikan zakat selama aku hidup. Dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali. ” QS Maryam 31-33 Isa alaihissalam tumbuh dengan baik. Lalu ia menghafal kitab Taurât dan mengamalkan syari’atnya, hingga Allah menurunkan wahyu kepadanya. Maka ia berbicara kepada Bani Israil, mengatakan apa yang Allah beritakan dalam Al-Qur’an وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّرًا بِرَسُولٍ يَأْتِي مِنْ بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ ۖ فَلَمَّا جَاءَهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ قَالُوا هَٰذَا سِحْرٌ مُبِينٌ Maknanya “Dan ingatlah ketika Isa ibnu Maryam berkata "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurât, dan memberi kabar gembira dengan datangnya seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad Muhammad. ”Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata "Ini adalah sihir yang nyata. ” QS ash-Shaff 6 Lalu Nabi Isa alaihissalam berdakwah kepada kaumnya seperti halnya semua nabi dan rasul. Ia mengajak kaumnya kepada Islam, beribadah kepada Allah semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Akan tetapi kaumnya mendustakannya, iri terhadapnya, dan menudingnya sebagai seorang penyihir, dan tidak ada yang beriman kepadanya kecuali jumlah yang sedikit. Kaumnya mulai menyakitinya dan berupaya membunuhnya, akan tetapi Allah menjaganya dan mengangkatnya ke langit seperti disebutkan dalam Al-Qur’an. Nabi Isa alaihissalam seperti utusan-utusan Allah yang lain telah menyampaikan berita gembira tentang penutup para nabi, yakni nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wasallam dan mewasiatkan kepada para pengikutnya agar mengikuti Muhammad dan membelanya jika mereka mendapati masanya diutus. Wasiat Nabi Isa ASAbû Sa’d an-Naysabûri dalam kitabnya, Syaraf al-Mushthafâ telah meriwayatkan bahwa suatu ketika ada empat orang yang berangkat dari Yaman menuju Makkah di awal masa diutusnya Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Di antara mereka ada seorang yang bernama Ja’d bin Qays al Murâdiyy. Malam pun tiba, ketika mereka berada di padang yang terbuka, maka mereka singgah di sebuah tempat dan tidur kecuali Ja’d bin Qays al Murâdiyy. Tiba-tiba Ja’d mendengar suara tanpa rupa, berkata kepadanya أَلَا أيُّهَا الرَّكْبُ الْمُعَرِّسُ بَلِّغُوْا إِذَا مَا وَصَـلْتُمْ لِلْحَطِيـمِ وَزَمْزَمَا مُحَمَّدَنِ الْمَبْعُـوْثَ مِنَّــا تَحِيَّــةً تُشَــيِّعُهُ مِنْ حَيْثُ سَــارَ وَيَمَّمَا وقُوْلُوْا لَهُ إِنَّـا لِـدِيْنِكَ شِــــيْعَةٌ بِذٰلِكَ أَوْصَانَا الْمَسِيْحُ ابنُ مَرْيَمَا “Wahai rombongan yang sedang beristirahat, jika kalian sampai ke Hathîm dan Zamzam, sampaikanlah dari kami ucapan salam kepada Muhammad yang diutus oleh Allah. Keselamatan semoga selalu menyertainya ke mana pun ia berjalan dan bepergian, katakanlah kepadanya Kami adalah pendukung-pendukung agamamu, dengan inilah al Masîh Ibnu Maryam berpesan kepada kami." Ternyata suara tersebut berasal dari seorang jin mukmin yang mendapati masa Nabi Isa alaihissalam sebelum diangkat ke langit. Jin ini beriman kepada Nabi Isa dan mendengar wasiatnya untuk beriman kepada Muhammad shallallahu alaihi wasallamdan mengikutinya ketika ia muncul. Jin ini berpesan kepada Ja’d agar menyampaikan salamnya kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam, jika ia telah sampai di Makkah. Ketika rombongan tersebut sampai ke Makkah, Ja’d bertanya kepada penduduk Makkah tentang Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam, akhirnya Ja’d bertemu dengan Nabi, beriman kepadanya dan masuk Islam. Peristiwa ini terjadi sebelum kabar tentang Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam tersebar di jazirah Arab. Dalam kisah ini juga terdapat tambahan penjelasan bahwa Nabi Isa alaihissalam datang membawa agama Islam seperti halnya semua nabi yang lain sebagaimana diriwayatkan oleh al Bukhâri bahwa Rasûlullâh shallallahu alaihi wasallam bersabda اَلْأَنْبِيَاءُ إِخْوَةٌ لِعَلَّاتٍ دِيْنُهُمْ وَاحِدٌ وَأُمَّهَاتُهُمْ شَتَّى، وَأَنَا أَوْلَى النَّاسِ بِعِيْسَى ابْنِ مَرْيَمَ لَيْسَ بَيْنِيْ وَبَيْنَهُ نَبِيٌّ Maknanya “Para nabi bagaikan saudara-saudara seayah, yakni agama mereka satu, yaitu Islam dan ibu-ibu mereka yakni syari’at-syari’at mereka berbeda-beda, dan aku adalah orang yang paling dekat dengan Isa bin Maryam, tidak ada nabi lain antara diriku dan Nabi Isa. ” HٌR al Bukhâri. sumber Tim Rembulan* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
MalaikatIsrafil adalah malaikat yang bertugas meniup terompet sangkakala sebagai tanda datangnya hari kiamat. Hal ini terdapat pada hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya, Allah SWT semenjak menciptakan langit dan bumi, Dia menciptakan pula sangkakala, lalu Dia berikan kepada Israfil. Maryam bahasa Arab مريم, translit. Maryam, bahasa Ibrani מרים‎, Maryam, bahasa Inggris Mary, adalah tokoh dalam Al-Qur'an dan Alkitab. Tradisi Islam meyakini Maryam mengandung 'Isa secara mukjizat, yakni dalam keadaan perawan dan tanpa campur tangan laki-laki. Sosok ini dipandang sebagai tokoh yang sama dengan Maria ibu Yesus Kristus dalam Alkitab[1][2][3] Maryamمريم • מִרְיָםKaligrafi Maryam binti 'Imran 'alaihas-salamMakamMakam Bunda MariaLembah KidronTempat tinggalPalestinaGelar Nabiah 'alaihas-salam keselamatan atasnya al-A’dzra perawan at-Thahirah yang suci al-Qanitah terus menerus ibadah al-Bathul memutuskan diri selalu beribadah as-Shiddiqah membenarkan kalimatullah al-Abidah rajin melakukan ibadah AnakIsaOrang tua'Imran bapakHannah ibuKerabat Zakariyya paman Yahya sepupu Maryam termasuk tokoh yang dihormati dalam tradisi Islam. Dia adalah satu-satunya perempuan yang namanya disebutkan dalam Al-Qur'an dan termasuk orang yang namanya dijadikan nama surah. Riwayat hadits menyebutkan bahwa Maryam termasuk salah satu dari empat perempuan terbaik sepanjang masa.
Iasenantiasa melaksanakan ibadah siang ataupun malam hari. Maryam pun dijadikan permisalan oleh Bani Israil karena ibadahnya. Ia dikenal memiliki kondisi yang mulia dan sifat yang baik. Ketika Nabi Zakariya masuk di tempat ibadahnya (disebut: mihrab), ia mendapati di sisi Maryam ada rezeki yang di luar dari kebiasaan. Ia dapati buah yang
Nabi Isa A. S. ibunya bernama Maryam dan tidak mempunyai ayah, beliau dilahirkan atas kehendak dan kuasa Allah Swt. dengan tanpa ayah. Beliau lahir pada tahun 622 sebelum tahun hijrah. Kelahiran beliau tanpa ayah ini, merupakan ujian bagi manusia, apakah manusia tidak percaya atas kekuasaan Allah?Maryam putri Imron bin Matsan, putri yang shalihah, beliau itu masih gadis remaja, dan pada suatu hari datanglah Malaikat Jibril memberi khabar kepadanya, bahwa ia akan memperoleh anak bayi laki-laki. Jibil yang datang kepadanya menyerupakan dirinya sebagai manusia, ditolaknya oleh Maryam dengan ujarnya;“Jauhlah engkau dari sini dan aku berlindung kepada Tuhan atas kejahatan yang akan terjadi dan aku takut kepada Allah Swt.”Lalu jibril meniupkan ruh yang suci kedalam rahim siti maryan, dan ia pun hamil. Hal ini dinyatakan dalam al-Qur’an“Jibril berkata; “Aku ini pesuruh Tuhanmu dan akan memberi khabar gembira, bahwa engkau akan melahirkan seorang anak laki-laki yang suci.” Q. S. Maryam, ayat 19.Maryam berkata, sebagaimana terungkap dalam al-Qur’an “Maryam berkata “Bagaimana aku akan mendapat anak, padahal aku belum bersuami dan aku pun bukan pula orang yang jahat.” Maryam, ayat 29.Malaikat Jibril menjawab“Demikianlah akan halnya, Tuhan engkau telah berfirman “perkara itu amat mudah bagi-Ku, supaya Ku jadikan suatu tanda kekuasaan kepada manusia dengan rahmat-Ku. Dan kejadian itu adalah sesuatu yang diluluskan”.” Maryam, Ayat 21.Maryam Maryam hamil dan makin lama kandungannya makin besar, maka gemparlah penduduk kampungnya, melihat seorang anak gadis telah hamil. Dan mereka menuduh Maryam telah berbuat serong dengan malunya Maryam, karena hamil tanpa suami, apalagi setelah bayi itu lahir, bertambah-tambah mereka memperolok-olokkan dan menghinakannya. Bertubi-tubi Maryam mendapat pertanyaan“Hai Maryam! Mengapa kamu sudah beranak? Padahal kami melihat kamu belum mempunyai suami, sedangkan orang tuamu orang yang baik-baik. Mengapa engkau sekarang menjadi orang yang cemar? Mendengar itu Maryam tidak menjawab, hanya berisyarat kepada anaknya saja.”Mereka tercengang sambil berkata, bagaimana kami disuruh berbicara sama anak kecil? Maka dengan kekuasaan Allah Swt, anak bayi inipun dapat berbicara, sebagaimana tertulis dalam al-Qur’an“Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Ia telah beri kepadaku kitab Injil., dan Ia telah menjadikan aku seorang Nabi. Ia telah menjadikan aku orang yang berbakti di mana saja aku berada, dan Ia mewajibkan aku sembahyang dan membayar zakat selama aku hidup. Dan Ia menjadikan aku berbakti kepada ibuku, dan ia tidak menjadikan aku orang yang sombong celaka’. Serta keselamatan bercucuran atasku pada hari aku dilahirkan dan pada hari aku akan mati, dan pada hari aku akan dibangkitkan dalam keadaan hidup.”. Anak bayi itu Isa bin Maryam, perkataan benar yang dipertentangkannya mereka berselisih.” Maryam ayat 30-34.Maryam Pindah ke Negeri MesirUntuk memelihara agar anaknya jangan dibunuh orang, maka Maryam pindah ke negeri Mesir, dan di Mesir ia dan putranya tinggal selama kurang lebih dua belas tahun. Kemudian mereka pindah kembali kenegeri syam. dan setelah diangkatnya Isa menjadi Rasul, sebagaimana dinyatakan dalam al-Qur’an“Dan diajarkan kepadanya ilmu tentang al-Kitab dan ilmu pengetahuan yang lain, mengetahui isi kitab Taurat dan Injil, serta ia diutus untuk kaumnya Bani Israil. Ali Imran, ayat 48-49.Nabi Isa dalam menjalankan dakwahnya yakni menyampaikan risalah kepada umatnya, beliau diberi mu’jizat oleh Allah, sebagai bukti bahwa ia adalah Nabi Isa AS. di antaranya Ia dapat membuat burung dari tanah liat atas kehendak dan kuasanya Allah Swt. Ia dapat menyembuhkan orang buta, penyakit kusta, serta menghidupkan orang mati dengan izin Allah Swt. dapat menerangkan apa yang dimakan dan disimpan di rumah-rumah kaumnya, menurunkan makanan dari langit ketika diminta oleh Isa diangkat menjadi Rasul ketiaka ia berusia 30 tahun . Ia berjuang menyiarkan agama yang benar, membongkar akan kesalahan-kesaahan dan kesesatan pendeta-pendeta Yahudi yang telah menyimpang jauh dari ajaran Nabi Isa tidak ada yang menyambutnya kecuali dua belas orang saja, itulah yang disebut al-Hawariyyun artinya sahabat-sahabat Nabi Isa. Diantara sahabat-sahabat Nabi Isa itu ada yang murtad dan bekhianat sepertiYahuza dan lama kelamaan bertambah banyak Isa A. S. akan DibunuhDalam menjalankan tugasnya sebagai Rasul, Nabi Isa selalu mendapat tantangan dari kaum kafir. Pelopor dari kaum kafir itu ialah sahabat Nabi Isa sendiri yang murtad. Mereka berusaha menangkap Isa, karena ia menyangka bahwa ia dapat menagkap Isa, karena ia orang yang terdekat orang munafik inilah yang sebenarnya tertangkap, bukan Nabi Isa A. S. dan dengan kekuasaan Allah Swt. Nabi Isa A. S telah diangkat ke alam Ghaib, sedangkan muka paras wajah si murtad ini dilihar oleh orang banyak seperti Isa A. Allah Swt. lebih dan melebihi segala-galanya dan rencana manusia dapat berhasil, tetapi rencana da Tuhanlah yang pasti terjadi dan terlaksana. Firman Allah Swt. dalam al-Qur’an“Ada pun orang-orang yang durhaka itu, tiadalah mereka membunuh dan menyalib Isa, hanya orang yang diserupakan dengan Isa-lah yang tersalib.” An-Nisa, ayat 157.Ajaran al-Qur’an Terhadap Isa layak bagi Allah mempunyai anak . Maha Suci Ia. Apabila Ia berkehendak suatu perkara, Ia hanya berkata “Jadilah!”, lantas terwujudlah apa yang dikehendaki-Nya.” Maryam ayat 35.Ajaran Nabi Isa A. S. sama dengan ajaran Islam tentang Tuhan pencipta alam semesta. sebagaimana keterangan dalam al-qur’an“Isa berkata ” Dan sesungguhnya Allah itu Tuhanku dan Tuhanmu, maka sembahlah Ia, inilah jalan yang lurus.” Q. S. Maryam, ayat 36. ANDisarikan dari Riwayat Nabi dan Rasul, hal 115-119, Toha Putra, Semarang 1976.
Menurutbeberapa hadits disebutkan bahwa malaikat Raqib dan Atid ada pada tiap pundak makhluk hidup. Malaikat Malik - Menjaga Pintu Neraka. Malaikat Malik diperintahkan oleh Allah untuk menjaga pintu neraka seperti yang sudah dijelaskan dalam surat At-Thamrin ayat 6. Malaikat Ridwan - Menjaga Pintu Surga.
Bagaimana kisah Maryam hingga Nabi Isa lahir? Teladan dari Maryam Maryam adalah seorang wanita salehah yang menjaga diri dan kehormatan. Dialah pemuka kaum wanita di surga. Dari Aisyah radhiyallahu anha, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, سَيِّدَاتُ نِسَاءِ أَهْلِ الْجَنَّةِ أَرْبَعٌ مَرْيَمُ بِنْتُ عِمْرَانَ، وَفَاطِمَةُ بِنْتُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَخَدِيجَةُ بِنْتُ خُوَيْلِدٍ، وَآسِيَةُ “Pemuka wanita ahli surga ada empat Maryam binti Imran, Fatimah binti Rasulullah ﷺ, Khadijah binti Khuwailid, dan Asiyah.” HR. Hakim, 4853. Dalam hadits Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, أَفْضَلُ نِسَاءِ أَهْلِ الْجَنَّةِ خَدِيجَةُ بِنْتُ خُوَيْلِدٍ وَفَاطِمَةُ بِنْتُ مُحَمَّدٍ وَآسِيَةُ بِنْتُ مُزَاحِمٍ امْرَأَةُ فِرْعَوْنَ وَمَرْيَمُ ابْنَةُ عِمْرَانَ “Wanita-wanita yang paling utama sebagai penduduk surga adalah Khadijah binti Khuwailid, Fathimah binti Muhammad, Asiyah binti Muzahim istri Fir’aun dan Maryam binti Imran.” HR. Ahmad, 1293. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth menyatakan bahwa sanad hadits ini shahih. Dari Ali radhiyallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, خَيْرُ نِسَائِهَا مَرْيَمُ ابْنَةُ عِمْرَانَ ، وَخَيْرُ نِسَائِهَا خَدِيجَةُ “Wanita terbaik yang pernah ada ialah Maryam putri Imran dan Khadijah.” HR. Bukhari, no. 3432 dan Muslim, no. 2430. Makna yang paling nampak antara Maryam dan Khadijah adalah wanita terbaik di masanya masing-masing. Demikianlah disebutkan oleh Imam Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim, 15176. Dari Abu Musa radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, كَمَلَ مِنَ الرِّجالِ كَثِيرٌ، ولَمْ يَكْمُلْ مِنَ النِّساءِ إلَّا مَرْيَمُ بنْتُ عِمْرانَ، وآسِيَةُ امْرَأَةُ فِرْعَوْنَ، وفَضْلُ عائِشَةَ علَى النِّساءِ كَفَضْلِ الثَّرِيدِ علَى سائِرِ الطَّعامِ “Lelaki yang sempurna jumlahnya banyak. Dan tidak ada wanita yang sempurna selain ‎Maryam binti Imran dan Asiyah istri Firaun. Dan keutamaan Aisyah dibandingkan ‎wanita lainnya, sebagaimana keutamaan ats-Tsarid dibandingkan makanan lainnya.” ‎‎HR. Bukhari, no. 5418 dan Muslim, no. 2431 Baca Juga Pelajaran dari Kisah Istri Nabi Nuh dan Nabi Luth, Istri Firaun, dan Maryam Mengenal keluarga Imran Keluarga Imran adalah keluarga mulia dalam kurun sejarah. Allah memilih mereka dibanding keluarga lainnya adalah tanda nyata keagungan mereka. Allah Ta’ala berfirman, إِنَّ اللّهَ اصْطَفَى آدَمَ وَنُوحًا وَآلَ إِبْرَاهِيمَ وَآلَ عِمْرَانَ عَلَى الْعَالَمِينَ ذُرِّيَّةً بَعْضُهَا مِن بَعْضٍ وَاللّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ “Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga Imran melebihi segala umat di masa mereka masing-masing, sebagai satu keturunan yang sebagiannya turunan dari yang lain. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” QS. Ali Imran 33-34 Keluarga Imran dinisbatkan kepada seseorang yang bernama Imran bin Matsan bin Al-Azar bin Al-Yud… bin Sulaiman bin Daud alaihis salam. Nasabnya tersambung hingga ke Nabi Daud alaihis salam. Dalam bahasa Ibrani, Imran disebut dengan Imram. Dalam buku-buku Nasrani namanya disebut dengan Yuhaqim. Keluarga Imran adalah turunan cabang terakhir orang-orang beriman dari turunan Bani Israil. Namun antara mereka dengan Nabi Ya’qub terpisah beberapa kurun lamanya. Anggota keluarga Imran Istri Imran bernama Hannah binti Faquda. Ada juga yang menyebut Qa’uda bin Qubaila. Hannah adalah seorang wanita yang tekun beribadah. Sebagaimana kisahnya dalam Alquran, إِذْ قَالَتِ امْرَأَتُ عِمْرَانَ رَبِّ إِنِّي نَذَرْتُ لَكَ مَا فِي بَطْنِي مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلْ مِنِّي إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ “Ingatlah, ketika isteri Imran berkata “Ya Rabbku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat di Baitul Maqdis. Karena itu terimalah nazar itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. QS. Ali Imran 35 Anak-anak Imran Pertama Asy-ya’ Asy-ya’ adalah putri sulung Imran. Ia dinikahi oleh Nabi Zakariya alaihis salam. Dan merupakan ibu dari Nabi Yahya alaihis salam. Ada juga mengatakan ia adalah bibinya Maryam, bukan saudara perempuannya. Kedua Maryam Maryam adalah wanita ahli ibadah dan suci. Ia merupakan ibu dari kalimat Allah, Nabi Isa alaihis salam. Putri Imran yang satu ini adalah wanita terbaik dan tersempurna. Ada juga saudara Maryam yang bernama Harun nanti akan diterangkan. Sifat Maryam dalam Surah At-Tahrim Dalam ayat terakhir dari surah At-Tahrim disebutkan, وَمَرْيَمَ ابْنَتَ عِمْرَانَ الَّتِي أَحْصَنَتْ فَرْجَهَا فَنَفَخْنَا فِيهِ مِنْ رُوحِنَا وَصَدَّقَتْ بِكَلِمَاتِ رَبِّهَا وَكُتُبِهِ وَكَانَتْ مِنَ الْقَانِتِينَ “Dan ingatlah Maryam binti Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh ciptaan Kami, dan dia membenarkan kalimat Rabbnya dan Kitab-Kitab-Nya, dan dia adalah termasuk orang-orang yang taat.” QS. At-Tahrim 12 Ia adalah wanita terhormat yang menjaga dirinya dari zina karena kesempurnaan agama dan penjagaan dirinya iffah. Karenanya Allah katakan, “maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh ciptaan Kami.” Maryam disifati dengan “dan dia membenarkan kalimat Rabbnya dan Kitab-Kitab-Nya”, menunjukkan Maryam memiliki ilmu dan makrifah. Karena membenarkan kalimat Rabb-Nya menunjukkan Maryam membenarkan semua ajaran diin dan membenarkan setiap takdir Allah. Sedangkan membenarkan kitab-kitab-Nya berarti ia mengenal kitab-Nya. Ini semua didapati dengan berilmu dan beramal. Oleh karena itu Maryam disebut “termasuk orang-orang yang taat” yaitu al-qaanitin. Maksudnya adalah Maryam itu taat kepada Allah, terus menerus dalam ketaatan dengan penuh rasa takut dan kekhusyuan. Maka kesimpulannya Maryam itu adalah Shiddiqiyyah yaitu wanita yang sempurna dalam ilmu dan amal. Maryam dikatakan termasuk qaanitiin, menurut Syaikh Musthafa Al-Adawi dalam At-Tashil li Ta’wil At-Tanzil Juz’u Qad Sami’a hlm. 383, yang dimaksud adalah Maryam termasuk dari kaum yang qaanitin yang taat. Ayat ini untuk menyanggah perkataan kaumnya yang menyatakan, يَا أُخْتَ هَارُونَ مَا كَانَ أَبُوكِ امْرَأَ سَوْءٍ وَمَا كَانَتْ أُمُّكِ بَغِيًّا “Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina.” QS. Maryam 28. Kisah Maryam menjaga diri dari laki-laki Berikut keterangan Ibnu Katsir dalam Tafsir Al-Qur’an Al-Azhim juz kelima. Ketika Allah telah menceritakan kisah Zakariya alaihis salam, bahwa di saat kondiri masa tuanya dan kemandulan istrinya, dia diberi oleh Allah seorang anak yang pandai, suci, dan berkah. Lalu Allah menyambung firman-Nya dengan kisah Maryam yang diberikan seorang putra, yaitu Isa tanpa ayah. Karena di antara kedua kisah tersebut memiliki kesesuaian dan kesamaan. Untuk itu, cerita keduanya diseiringkan dalam surah Ali Imran, surah Maryam, dan surah Al-Anbiyaa’ karena kedekatan antara keduanya dalam pengertian, agar menunjukkan kepada hamba-hamba-Nya tentang kekuasaan dan keagungan kerajaan-Nya serta Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. Dalam ayat disebutkan, وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ مَرْيَمَ إِذِ انْتَبَذَتْ مِنْ أَهْلِهَا مَكَانًا شَرْقِيًّا “Dan ceritakanlah kisah Maryam di dalam Al Quran, yaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur.” QS. Maryam 16. Yang dimaksud di sini adalah Maryam binti Imran, dari keturunan Daud alaihis salam. Beliau berada di antara keluarga suci dan baik pada kaum Bani Israil. Sesungguhnya Allah menyebutkan kisah kelahiran Maryam dari ibunya di surah Ali Imran. Sang ibu menadzarkannya sebagai muharrarah, yaitu orang yang berkhidmat di Masjid Baitul Maqdis. Di mana dahulu mereka mendekatkan diri kepada Allah dengan cara demikian. Dalam ayat disebutkan, فَتَقَبَّلَهَا رَبُّهَا بِقَبُولٍ حَسَنٍ وَأَنْبَتَهَا نَبَاتًا حَسَنًا “Maka Tuhannya menerimanya sebagai nazar dengan penerimaan yang baik.” QS. Ali Imran 37 Maryam tumbuh di kalangan Bani Israil dengan terhormat. Maryam adalah salah seorang wanita ahli ibadah, yang tekun ibadah lagi terkenal dan beliau adalah seorang gadis muda yang tidak bersuami. Beliau berada di dalam pemeliharaan suami saudaranya yaitu Zakariya, salah seorang Nabi dari Bani Israil serta pembesar yang dijadikan tempat bertanya dalam masalah agama. Zakariya melihat bahwa Maryam memiliki karamah yang melimpah. Dalam surah Ali Imran disebutkan, وَكَفَّلَهَا زَكَرِيَّا ۖ كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيْهَا زَكَرِيَّا الْمِحْرَابَ وَجَدَ عِنْدَهَا رِزْقًا ۖ قَالَ يَا مَرْيَمُ أَنَّىٰ لَكِ هَٰذَا ۖ قَالَتْ هُوَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ ۖ إِنَّ اللَّهَ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ “Dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya. Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata “Hai Maryam dari mana kamu memperoleh makanan ini?” Maryam menjawab “Makanan itu dari sisi Allah”. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.” QS. Ali Imran 37 Diceritakan bahwa Zakariya mendapati di sisi Maryam buah-buahan musim dingin di saat musim panas, dan menemukan buah-buahan musim panas di saat musim dingin. Sebagaimana telah dijelaskan di dalam surah Ali Imran. Allah yang memiliki hikmah dan dalil yang nyata menciptakan hamba dan Rasul-Nya, Isa, salah seorang Rasul agung, Ulul Azmi yang lima. Dalam ayat ini Allah menerangkan, إِذِ انْتَبَذَتْ مِنْ أَهْلِهَا مَكَانًا شَرْقِيًّا “Yaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur.” QS. Maryam 16. Yaitu Maryam mengasingkan dan menjauhkan diri dari mereka serta pergi ke arah timur masjid Baitul Maqdis. Mereka orang-orang Nasrani menjadikan tempat lahirnya Isa sebagai kiblat. Lalu disebutkan, فَاتَّخَذَتْ مِنْ دُونِهِمْ حِجَابًا فَأَرْسَلْنَا إِلَيْهَا رُوحَنَا فَتَمَثَّلَ لَهَا بَشَرًا سَوِيًّا “Maka ia mengadakan tabir yang melindunginya dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya dalam bentuk manusia yang sempurna.” QS. Maryam 17. Yaitu Maryam menutup diri dari mereka, lalu Allah mengutus Jibril kepada Maryam, datang dalam bentuk manusia sempurna. Lalu apa yang dilakukan oleh Maryam? Lihat lanjutan ayat, قَالَتْ إِنِّي أَعُوذُ بِالرَّحْمَٰنِ مِنْكَ إِنْ كُنْتَ تَقِيًّا “Maryam berkata Sesungguhnya aku berlindung dari padamu kepada Rabb Yang Maha pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa’.” QS. Maryam 18. Maryam cuma mengira kalau nantinya malaikat tersebut mengganggu dirinya. Ketika membaca kisah Maryam ini, Abu Wail berkata, قَدْ عَلِمَتْ أَنَّ التَّقِيَّ ذُوْ نُهْيَةٍ حَيْنٍ “Maryam itu tahu bahwa orang bertakwa itu mengerti ada batasan.” Tafsir Al-Qur’an Al-Azhim, 5215-216 Jibril pun menjawab bahwa ia bukanlah lelaki seperti yang Maryam duga. Jibril mengatakan bahwa ia adalah utusan Allah sebagaimana dalam ayat, قَالَ إِنَّمَا أَنَا رَسُولُ رَبِّكِ لِأَهَبَ لَكِ غُلَامًا زَكِيًّا “Ia jibril berkata Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Rabbmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci’.” QS. Maryam 19 Jawaban Maryam, قَالَتْ أَنَّىٰ يَكُونُ لِي غُلَامٌ وَلَمْ يَمْسَسْنِي بَشَرٌ وَلَمْ أَكُ بَغِيًّا “Maryam berkata Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusiapun menyentuhku dan aku bukan pula seorang pezina!’” QS. Maryam 20. Al-baghyu dalam ayat maksudnya adalah pezina. Oleh karena itu dalam hadits disebutkan larangan untuk mahar al-baghyu upah pelacur. Lalu ayat selanjutnya menyebutkan, قَالَ كَذَٰلِكِ قَالَ رَبُّكِ هُوَ عَلَيَّ هَيِّنٌ ۖ وَلِنَجْعَلَهُ آيَةً لِلنَّاسِ وَرَحْمَةً مِنَّا ۚ وَكَانَ أَمْرًا مَقْضِيًّا “Jibril berkata Demikianlah’. Rabbmu berfirman Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan.’” QS. Maryam 21 Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, “Allah Ta’ala menciptakan nenek moyang mereka, yaitu Adam tanpa ayah dan ibu. Allah menciptakan Hawa dari laki-laki tanpa wanita. Lalu Allah menciptakan seluruh keturunannya dari laki-laki dan wanita, kecuali Isa alaihis salam yang diciptakan dari wanita tanpa laki-laki. Dengan demikian, lengkaplah empat cara adanya keturunan yang menunjukkan kesempurnaan kuasa Allah dan keagungan kewenangan Allah. Tidak ada ilah yang berhak diibadahi selain Allah dan tidak ada Rabb selain-Nya.” Tafsir Al-Qur’an Al-Azhim, 5216 Keadaan Maryam ketika melahirkan Isa Menurut pendapat yang masyhur dari jumhur mayoritas ulama, Maryam itu hamil sembilan bulan seperti umumnya wanita. Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-Azhim, 5 217. Tentang kehamilan Maryam disebutkan dalam ayat, فَحَمَلَتْهُ فَانْتَبَذَتْ بِهِ مَكَانًا قَصِيًّا “Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh.” QS. Maryam 22. Jibril meniupkan ruh di lengan bajunya, yang kemudian ruh itu turun hingga mengalir ke farji, sehingga ia mengandung anak dengan izin Allah Ta’ala. Ketika ia hamil, ia merasa kesulitan, tidak tahu apa yang harus dikatakan pada orang-orang. Karena orang-orang pasti tidak akan percaya ceritanya padahal ia bercerita dengan jujur. Maryam lalu ingin menceritakan perihal dirinya pada saudara perempuannya istri Nabi Zakariya. Ketika bertemu saudaranya, ia pun hamil. Kemudian saudaranya melihat bahwa bayi dalam perutnya menghormati dan tunduk pada bayi yang ada dalam perut Maryam. Di mana syariat sebelum Islam untuk menghormati disyariatkan untuk sujud ketika mengucapkan salam. Namun dalam syariat kita hal seperti ini sudah terlarang, hanya boleh dilakukan pada Allah Ta’ala untuk mengagungkan Allah. Yang dialami Maryam selanjutnya, فَأَجَاءَهَا الْمَخَاضُ إِلَىٰ جِذْعِ النَّخْلَةِ قَالَتْ يَا لَيْتَنِي مِتُّ قَبْلَ هَٰذَا وَكُنْتُ نَسْيًا مَنْسِيًّا “Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia bersandar pada pangkal pohon kurma, dia berkata “Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan“.” QS. Maryam 23. Tempat lahirnya Isa ini adalah di Bait lahm Betlehem. Banyak yang mengakui demikian, termasuk pula orang-orang Nashrani. Catatan Pertama Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin menyatakan bahwa pernyataan tempatnya di Bait lahm adalah berita dari Ahli Kitab. Lihat tahqiq Tafsir Al-Qur’an Al-Azhim, 5218. Kedua Bolehkah berdoa meminta mati? Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, “Banyak hadits menunjukkan larangan berangan-angan untuk mati kecuali ketika menghadapi cobaan yang berat.” Tafsir Al-Qur’an Al-Azhim, 5219 Dalam ayat disebutkan, تَوَفَّنِي مُسْلِمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ “Wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh.” QS. Yusuf 101 Dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, لاَ يَتَمَنَّيَنَّ أَحَدٌ مِنْكُمُ المَوْتَ لِضُرٍّ نَزَلَ بِهِ، فَإِنْ كَانَ لاَ بُدَّ مُتَمَنِّيًا لِلْمَوْتِ فَلْيَقُلْ اللَّهُمَّ أَحْيِنِي مَا كَانَتِ الحَيَاةُ خَيْرًا لِي، وَتَوَفَّنِي إِذَا كَانَتِ الوَفَاةُ خَيْرًا لِي “Janganlah salah seorang di antara kalian berangan-angan untuk mati karena musibah yang menimpanya. Kalau memang harus berangan-angan, hendaknya dia mengatakan, “Ya Allah, hidupkanlah aku jika kehidupan itu baik untukku. Dan matikanlah aku jika kematian itu baik bagiku.” HR. Bukhari, no. 6351 dan Muslim, no. 2680 Dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, لَا يَتَمَنَّى أَحَدُكُمُ الْمَوْتَ، وَلَا يَدْعُ بِهِ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَهُ “Janganlah seseorang mengharapkan kematian dan janganlah berdoa meminta mati sebelum datang waktunya.” HR. Muslim, no. 2682 Nabi shallallahu alaihi wa sallam pun berdoa dengan lafadz tersebut dalam hadits yang diriwayatkan dari sahabat Ammar bin Yasir radhiyallahu anhu, اللهُمَّ بِعِلْمِكَ الْغَيْبَ، وَقُدْرَتِكَ عَلَى الْخَلْقِ، أَحْيِنِي مَا عَلِمْتَ الْحَيَاةَ خَيْرًا لِي، وَتَوَفَّنِي إِذَا كَانَتِ الْوَفَاةُ خَيْرًا لِي “Ya Allah, dengan ilmu ghaib-Mu dan kekuasaanmu atas seluruh makhluk, hidupkanlah aku jika Engkau mengetahui bahwa kehidupan itu lebih baik untukku, dan wafatkanlah aku jika kematian itu lebih baik untukku…” HR. Ahmad, 4264. Syaikh Syuaib Al-Arnauth mengatakan bahwa hadits ini sahih. Maryam puasa bicara Jibril kemudian memanggil Maryam dari tempat yang rendah sebagaimana disebutkan dalam ayat, فَنَادَاهَا مِنْ تَحْتِهَا أَلَّا تَحْزَنِي قَدْ جَعَلَ رَبُّكِ تَحْتَكِ سَرِيًّا “Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah “Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Rabbmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu.” QS. Maryam 24. Kemudian Maryam disuruh untuk meraih pangkal kurma ke arahnya. Mujahid berkata bahwa pohon tersebut adalah kurma Ajwah. Dalam ayat disebutkan, وَهُزِّي إِلَيْكِ بِجِذْعِ النَّخْلَةِ تُسَاقِطْ عَلَيْكِ رُطَبًا جَنِيًّا “Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu.” QS. Maryam 25 فَكُلِي وَاشْرَبِي وَقَرِّي عَيْنًا ۖ فَإِمَّا تَرَيِنَّ مِنَ الْبَشَرِ أَحَدًا فَقُولِي إِنِّي نَذَرْتُ لِلرَّحْمَٰنِ صَوْمًا فَلَنْ أُكَلِّمَ الْيَوْمَ إِنْسِيًّا “Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Rabb Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini’.” QS. Maryam 26. Shaum puasa yang dimaksudkan Maryam—menurut Anas bin Malik—adalah diam. Karena dahulu dalam syariat mereka, namanya shaum puasa adalah tidak makan dan tidak berbicara. Komentar kaumnya yang melihat Maryam dengan putranya Kaumnya komentar saat melihat Maryam dengan putranya Isa, فَأَتَتْ بِهِ قَوْمَهَا تَحْمِلُهُ ۖ قَالُوا يَا مَرْيَمُ لَقَدْ جِئْتِ شَيْئًا فَرِيًّا “Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya. Kaumnya berkata “Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat mungkar.” QS. Maryam 27 Lalu disebutkan, يَا أُخْتَ هَارُونَ مَا كَانَ أَبُوكِ امْرَأَ سَوْءٍ وَمَا كَانَتْ أُمُّكِ بَغِيًّا “Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina.” QS. Maryam 28. Yang dimaksud “wahai saudara perempuan Harun” adalah Harun saudara Musa. Karena Maryam berasal dari keturunan Harun. Ada juga pendapat lain yang mengatakan Harun di sini adalah laki-laki saleh karena sifat Maryam sama dengannya yaitu zuhud dan rajin ibadah. Lihat berbagai pendapat dalam Tafsir Al-Qur’an Al-Azhim, 5223-224. Sedangkan Syaikh As-Sa’di dalam Tafsir As-Sa’di hlm. 517 menyatakan bahwa saudara Maryam ada yang bernama Harun, dan orang-orang dulu sudah terbiasa memakai nama para nabi. Dan tidak mungkin yang dimaksud adalah Harun saudaranya Musa karena antara mereka melewati kurun waktu yang panjang. Maryam ketika dituduh telah berzina karena ia sedang puasa dari berbicara, maka ia cukup berisyarat pada putranya Isa. Dalam ayat disebutkan, فَأَشَارَتْ إِلَيْهِ ۖ قَالُوا كَيْفَ نُكَلِّمُ مَنْ كَانَ فِي الْمَهْدِ صَبِيًّا “maka Maryam menunjuk kepada anaknya. Mereka berkata “Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih di dalam ayunan?” QS. Maryam 29 Baca Juga Awal Kisah Aisyah Dituduh Selingkuh Putranya Isa pun menjawab, قَالَ إِنِّي عَبْدُ اللَّهِ آتَانِيَ الْكِتَابَ وَجَعَلَنِي نَبِيًّا “Berkata Isa “Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab Injil dan Dia menjadikan aku seorang nabi.” QS. Maryam 30 وَجَعَلَنِي مُبَارَكًا أَيْنَ مَا كُنْتُ وَأَوْصَانِي بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ مَا دُمْتُ حَيًّا “dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku mendirikan shalat dan menunaikan zakat selama aku hidup.” QS. Maryam 31 وَبَرًّا بِوَالِدَتِي وَلَمْ يَجْعَلْنِي جَبَّارًا شَقِيًّا “dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.” QS. Maryam 32 وَالسَّلَامُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدْتُ وَيَوْمَ أَمُوتُ وَيَوْمَ أُبْعَثُ حَيًّا “Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.” QS. Maryam 33 Adapun maksud ayat “dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada” adalah Isa melakukan amar makruf nahi mungkar di mana saja ia berada. Sebagian salaf berkata, لاَ تَجِدُ أَحَدًا عَاقًّا لِوَالِدَيْهِ إِلاَّ وَجَدْتَهُ جَبَّارًا شَقِيًّا، ثُمَّ قَرَأَ { وَبَرًّا بِوَالِدَتِي وَلَمْ يَجْعَلْنِي جَبَّارًا شَقِيًّا } “Tidaklah engkau dapati seseorang durhaka pada kedua orang tuanya melainkan engkau dapati ia adalah orang sombong lagi celaka. Kemudian ia membacakan firman Allah, dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka’.” Tafsir Al-Qur’an Al-Azhim, 5226 Qatadah berkata, telah diceritakan kepada kami bahwa seorang wanita pernah melihat Isa bin Maryam mampu menghidupkan orang yang mati serta menyembuhkan orang yang buta dan berpenyakit kusta sebagai tanda-tanda yang diberikan dan diizinkan oleh Allah. Wanita itu berkata, “Beruntunglah perut yang mengandungmu dan tetek yang menyusuimu.” Lalu Isa menjawab, “Beruntunglah bagi orang yang membaca kitab Allah lalu mengikuti isinya dan tidak menjadi orang yang sombong lagi celaka.” Diriwayatkan oleh Ath-Thabrani, perawinya tsiqqah namun haditsnya mursal. Hadits ini bisa diyakinkan berasal dari hadits marfu’. Lihat catatan kaki dalam Tafsir Al-Qur’an Al-Azhim, 5226 Jawaban Nabi Isa, “Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali”, menunjukkan ikrar Isa bahwa ia adalah hamba Allah, ia dihidupkan, ia dimatikan, ia dibangkitkan seperti makhluk lainnya. Akan tetapi, Nabi Isa memperoleh keselamatan di saat kondisi mencekam menyelimuti hamba-hamba lainnya. Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-Azhim, 5226 Baca Juga Wafatnya Khadijah dan Mulainya Rasulullah Berpoligami Referensi Tafsir Al-Quran Al-Azhim. Cetakan pertama, Tahun 1431 H. Ibnu Katsir. Tahqiq Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin. Penerbit Dar Ibnul Jauzi. Tafsir As-Sa’di. Cetakan kedua, Tahun 1433 H. Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di. Penerbit Muassasah Ar-Risalah. At-Tashil li Ta’wil At-Tanzil Juz’u Qad Sami’a. Syaikh Musthafa Al-Adawi Penerbit Maktabah Makkah. Diselesaikan di Darush Sholihin, 27 Februari 2020, 3 Rajab 1441 H Oleh Muhammad Abduh Tuasikal Artikel
638aU.
  • io0f317k78.pages.dev/266
  • io0f317k78.pages.dev/223
  • io0f317k78.pages.dev/57
  • io0f317k78.pages.dev/371
  • io0f317k78.pages.dev/157
  • io0f317k78.pages.dev/373
  • io0f317k78.pages.dev/392
  • io0f317k78.pages.dev/32
  • io0f317k78.pages.dev/114
  • malaikat yang datang pada maryam disebut